12 Jam Kebakaran TPSA Bagendung Belum Padam,
Cilegon: Kebakaran Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung Kota Cilegon sejak Senin malam, 16 September kemarin belum kunjung padam hingga Selasa siang ini. Kabut pekat asap kebakaran mulai menyelimuti permukiman warga.
Kabut asap tebal yang mengganggu pandangan maupun pernapasan mulai dikeluhkan warga sekitar. Warga pun diminta untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman lantaran kebakaran belum bisa dipadamkan.
Tak hanya mengganggu visibilitas pengguna jalan, aroma bau yang menusuk hidung juga membuat sesak pada bagian dada. Selain itu, para santri di salah satu pondok pesantren yang ada di dekat lokasi kebakaran terpaksa melakukan evakuasi mandiri lantaran kabut tebal yang mengganggu aktivitas mereka
Menurut Ketua RT setempat, warga yang terpapar kabut asap diminta segera meninggalkan rumah mereka atau mengungsi ke tempat yang lebih aman. “Kebakaran tumpukan sampah di TPSA Bagendung belum bisa ditanggulangi,” kata Hojamin Ketua RT 10 Lebak Gebang.
Upaya pemadaman sendiri masih terus dilakukan. Puluhan mobil pemadam yang dikerahkan belum membuahkan hasil lantaran tebalnya sampah yang terbakar oleh api ditambah angin kencang dan cuaca panas yang semakin menyulitkan tim pemadam.
Sebelumnya, sudah lebih dari 12 jam TPSA Bagendung Kota Cilegon terbakar. Kepulan asap pekat serta aroma yang ditimbulkan masih tercium dari kejauhan. Kebakaran yang terjadi sejak senin malam itu belum bisa dipadamkan . (kutip ; (Seprinal Sri Putra) Metrotv.com
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau lebih dikenal sebagai tempat sampah, menjadi tempat penampungan akhir bagi berbagai jenis limbah. Salah satu bahaya yang sering terjadi di TPA adalah penumpukan gas metana (CH4). Gas ini merupakan hasil dari proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme di lingkungan yang kurang oksigen. Meskipun gas metana sendiri tidak beracun, tetapi dapat menjadi ancaman serius jika menumpuk dalam jumlah besar, terutama karena potensi kebakaran yang dapat diakibatkannya. (kutip ; aliansi zero waste )
Kandungan metan juga berbahaya bagi manusia. Ia memiliki potensi 25 kali lebih beracun dari karbon dioksida. Tak hanya berbahaya bagi paru-paru manusia, gas metana jika tak memperoleh pasokan oksigen cukup dan tertimbun dalam waktu lama, dapat beralih rupa menjadi bom waktu.
Bukan sekadar metafora, bom waktu itu nyata dan terbukti melalui peristiwa tragis yang terjadi satu setengah dekade lalu di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005. Peristiwa maut tersebut, merenggut 157 nyawa manusia, dan menghilangkan 2 desa dari peta. Sejak saat itu, diperingati setiap tahun sebagai Hari Peduli Sampah (kutip : aliansi zero waste)